Jumat, 16 November 2007

Ten Things We Waste

1. Our Knowledge: Wasted by not taking action with it.....

2. Our Actions: Wasted by committing them without sincerity.

3. Our Wealth: Wasted by using on things that will not bring us ajr (reward from Allah). We waste our money, our status, our authority, on things which have no benefit in this life or in akhirah (hereafter).

4. Our Hearts: Wasted because they are empty from the love of Allah, and the feeling of longing to go to Him, and a feeling of peace and contentment. In it's place, our hearts are filled with something or someone else.

5. Our Bodies: Wasted because we don't use them in ibadah (worship) and service of Allah.

6. Our Love: Our emotional love is misdirected, not towards Allah, but towards something/someone else.

7. Our Time: Wasted, not used properly, to compensate for that which has passed, by doing what is righteous to make up for past deeds.

8. Our Intellect: Wasted on things that are not beneficial, that are detrimental to society and the individual, not in contemplation or reflection.

9. Our Service: Wasted in service of someone who will not bring us closer to Allah, or benefit in dunyaa.

10. Our Dhikr (Remembrence of Allah): Wasted, because it does not effect us or our hearts.


From Br. Mukhtar, based on a lesson of Imam Ibn Qayyim al-Jawziyyah

Al-Qur'an menjawab..

KITA BERTANYA : KENAPA AKU DIUJI?
QURAN MENJAWAB :"Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; "Kami telah beriman," ("I am full of faith to Allah") sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yg benar dan, sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (Surah Al-Ankabut ayat 2-3)


KITA BERTANYA : KENAPA AKU TAK DAPAT APA YG AKU IDAM-IDAMKAN ?
QURAN MENJAWAB :"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." (Surah Al-Baqarah ayat 216)


KITA BERTANYA : KENAPA UJIAN SEBERAT INI?
QURAN MENJAWAB :"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (Surah Al-Baqarah ayat 286)


KITA BERTANYA : KENAPA RASA FRUSTASI?
QURAN MENJAWAB :"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman." (Surah Al-Imran ayat 139)


KITA BERTANYA : BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?
QURAN MENJAWAB :"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan), dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di medan perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan) serta bertaqwalah (be fearfull of Allah The Almighty) kamu kepada Allah supaya, kamu berjaya (mencapai kemenangan)."


KITA BERTANYA : BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?
QURAN MENJAWAB :"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk" (Surah Al-Baqarah ayat : 45)


KITA BERTANYA : APA YANG AKU DAPAT DRPD SEMUA INI?
QURAN MENJAWAB :"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri, harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka... "(Surah At-Taubah ayat : 111)


KITA BERTANYA : KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?
QURAN MENJAWAB :"Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dari Nya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal."(Surah At-Taubah ayat 129)


KITA BERKATA : AKU TAK DAPAT TAHAN!!!
QURAN MENJAWAB : "...dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir."(Surah Yusuf ayat 12)

Doa Mustajab Fathimah az Zahra

Sayyid ibnu Thawus dalam Manhaj ad Da’awat meriwayatkan doa Fathimah az Zahra sebagai berikut :

Bismillâhir rahmânir rahîm, yâ hayyu yâ qayyûm birahmatika ‘astaghîtsu fa aghitsnî wa lâ takilnî ila nafsî tharfata ‘ainin abadan wa ashlih li sya’nî kullihi.

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Wahai Tuhan Yang Mahahidup dan Maha Mengatur urusan makhluk, dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, maka tolonglah aku dan janganlah Engkau bosan terhadap diriku selamanya meski hanya sekejap pandangan, dan perbaikilah semua kondisiku.”

Kamis, 15 November 2007

Sepuluh Bunga Hidup Bahagia

1. Bangun di saat menjelang fajar untuk beristighfar.

{Dan, yang memohon ampun di waktu sahur.}
(QS. Ali ‘Imrân: 17)

2. Menyendiri untuk ber-tafakkur.

{Dan, mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi.}
(QS. Ali ‘Imrân: 191)

3. Menjalin hubungan dengan orang salih.

{Dan, bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya.}
(QS. Al-Kahfi: 28)

4. Berdzikir.

{Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kamu (dengan menyebut nama Allah), dzikir yang sebanyak-banyaknya.}
(QS. Al-Ahzâb: 41)

5. Melakukan shalat dua rakaat dengan khusyu’.

{Yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam sakit mereka.}
(QS. Al-Mu’minûn: 2)

6. Membaca Al-Qur’an dengan tadabbur.

{Tidakkah mereka memperhatikan Al-Qur’an?}
(QS. An-Nisâ: 82)

7. Berpuasa pada hari yang sangat panas.

“Meninggalkan makanan, minumam dan syahwatnya karena Aku.” (Al-Hadits)

8. Melakukan sedekah secara sembunyi – sembunyi.

“Hingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.” (Al-Hadits)

9. Meringankan beban seorang muslim.

“Barangsiapa meringankan kesusahan yang dialami seorang muslim di dunia, maka Allah akan membebaskannya dari kesulitan yang ada di hari kiamat.” (Al-Hadits)

10. Berlaku zuhud terhadap sesuatu yang sifatnya fana.

{Sedangkan kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.}
(QS. Al-A’lâ: 17)
* Dikutip dari ”La Tahzan” : DR. ’Aidh al-Qarni

Hari Anda adalah ketika Anda Sedang Menjalaninya

Bila anda di pagi hari, janganlah menunggu datangnya sore. Anda akan hidup hanya pada hari ini. Tidak ada hari kemarin yang telah pergi dengan baik dan buruknya. Tidak ada hari esok yang sampai sekarang belum datang.

Hari ketika anda dinaungi oleh mataharinya dan anda berjumpa dengan siang harinya adalah hari anda saat itu juga. Umur anda hanyalah satu hari saja. Maka tanamkanlah di dalam diri anda bahwa anda akan hidup untuk hari itu saja, dan seolah-olah anda dilahirkan pada hari ini dan mati pun pada hari ini juga. Ketika itulah kehidupan anda tidak terombang-ambing di antara bayang-bayang masa lalu (dengan kegalauan dan kemurungannya) dan halusinasi masa depan (dengan sosoknya yang menakutkan dan serbuannya yang mengerikan).

Curahkanlah segenap konsentrasi, perhatian, kreatifitas, kesungguhan dan keseriusan anda untuk hari ini saja. Hari ini anda harus memprioritaskan shalat yang khusyu’, membaca Al-Qur’an dengan tadabbur, menyimak sembari merenung, berdzikir dengan hati yang sadar, menjaga keseimbangan dalam segala hal, berakhlak baik, menerima apa yang ada, memperhatikan penampilan, merawat tubuh dan memberikan manfaat kepada orang lain.

Untuk hari yang sedang anda jalani anda harus bisa membagi waktu-waktunya. Anda harus membuat menitnya menjadi tahun dan detiknya menjadi bulan. Pada saat itu anda harus menanam kebajikan, melakukan sesuatu yang indah, memohon ampun dari segala dosa, berdzikir kepada Tuhan dan bersiap-siap untuk pergi (baca:mati).

Anda harus menjalani hari ini dengan riang dan gembira, aman dan sentosa. Anda harus rela menerima rizki anda, istri anda, anak-anak anda, pekerjaan anda, rumah anda, ilmu anda dan taraf hidup anda.

قَالَ يَا مُوسَى إِنِّي اصْطَفَيْتُكَ

“Ambillah apa yang yang telah Aku berikan kepadamu, dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur.” (QS. Al-A’raaf : 144)

Anda harus menjalani hari ini tanpa kesedihan, tanpa keresahan, tanpa kejengkelan, tanpa dendam dan tanpa iri hati.

Anda harus menuliskan pada papan hati anda sebuah ungkapan sebagaimana tertulis di meja anda : HARI ANDA ADALAH KETIKA ANDA SEDANG MENJALANINYA.

Jika hari ini anda makan roti panas yang mengundang selera, maka apalah artinya bagi anda roti kemarin yang kering dan jelek, atau roti esok hari yang belum tentu ada dan masih dinanti?!

Jika hari ini anda bisa meminum air yang sejuk dan segar, lalu mengapa anda menyesali air kemarin yang sudah asin dan basi, atau air esok hari yang bau dan panas?!

Jika anda mau jujur pada diri sendiri dengan kemauan yang membaja, keras dan kuat, niscaya anda akan membuatnya tunduk kepada teori : AKU TIDAK HIDUP KECUALI HARI INI.

Ketika itu anda akan memanfaatkan setiap saat pada hari ini untuk mebangun jati diri anda, mengembangkan bakat dan potensi anda, dan merampungkan pekerjaan anda. Lalu anda mengatakan : ”Untuk hari ini saja aku menyaring ucapanku, sehingga aku tidak akan mengucapkan kata-kata kotor atau keji, mencaci maki atau menggunjing.”

”Untuk hari ini saja aku akan merapikan rumah dan kantorku, sehingga tidak ada lagi istilah berantakan ataupun awut-wautan. Yang ada hanyalah kerapian dan tertib.”

”Untuk hari ini saha aku akan hidup, sehingga aku akan mempehatikan kebersihan badan, memperbaiki penampilan, pakaianku, dan mengatur caraku berjalan, berbicara dan seluruh gerak-gerikku.”

”Untuk hari ini saja aku akan hidup, sehingga aku akan bersungguh-sungguh dalam menjalankan ketaatan kepada Tuhan, melaksanakan shalat dengan sebaik-baiknya, memperbanyak ibadah sunnah, berkomitmen terhadap mushaf (Al-Qur’an), memperhatikan buku-buku, menyimpan informasi yang berguna dan membaca buku yang bermanfaat.”

”Untuk hari ini saja aku akan hidup, maka aku akan menanam nilai-nilai keutamaan di dalam hatiku dan membersihkannya dari pohon-pohon keburukan dari dahan dan rantingnya yang berduri, seperti kesombongan ’ujub (merasa diri lebih baik dari orang lain), riya’ (pamer), dengki, dendam, dongkol dan su’udzan (prasangka buruk).”

”Untuk hari ini saja aku akan hidup, maka aku akan memberikan manfaat kepada orang banyak dan melakukan sesuatu yang indah untuk orang lain. Aku akan menjenguk orang sakit, mengantarkan jenazah, menunjukkan jalan kepada orang yang bingung, meberi makan kepada orang yang kesulitan, meberikan bantuan kepada orang yang tertindas, menolong orang yang lemah, menghibur orang yang ditimpa musibah, memuliakan orang yang berilmu, menyayangi orang yang lebih muda dan menghormati orang yang lebih tua.”

”Untuk hari ini saja aku akan hidup, maka kepada masa lalu yang telah pergi dan selesai, akan aku ucapkan: ”Terbenamlah seperti mataharimu! Aku tidak akan menangisimu dan engkau tidak akan melihatku termenung untuk mengingatmu barang sejenak. Sebab, engkau sudah jauh pergi meninggalkan kami dan tidak akan kembali lagi untuk selama-lamanya.”

Dan untukmu, wahai masa depan yang masih berada di alam ghaib, aku tidak akan berinteraksi dengan mimpi, tidak akan menjual diriku dengan ilusi, dan tidak akan terburu-buru mendapatkan kelahiran yang tidak nyata. Sebab, esok bukanlah apa-apa, karena ia belum tercipta dan belum terdengar kabar beritanya.

Wahai manusia, HARI ANDA ADALAH KETIKA ANDA SEDANG MENJALANINYA. Inilah ungkapan paling menajubkan dalam kamus kebahagiaan yang berlaku bagi semua orang yang menginginkan kehidupan dalam bentuknya yang paling menawan dan jubahnya yang paling indah.



* Dikutip dari ”Wasiat Cinta & Bahagia” : DR. ’Aidh al-Qarni